Minggu, 14 Agustus 2016

Memperpanjang Surat Kendaraan Bermotor di Samsat

Tanggal 31 Juli sampai dengan tanggal 2 Agustus 2016 lalu saya mendapatkan tugas untuk melaksanakan kegiatan survey dalam rangka Sail Karimata 2016 di Provinsi Kalimantan Barat. Ketika diantar oleh istri dan adik ipar ke bandara, saya berpesan agar nanti diurus pajak kendaraan bermotor (PKB) kendaraan roda dua yang kami miliki, karena jatuh temponya sudah dekat. 


Setelah saya kembali dari Kalimantan Barat, saya melihat bahwa memang PKB motor saya tersebut sudah dibayarkan. Akan tetapi saya lupa bahwa selain kendaraan roda dua, kendaraan roda rempat yang kami miliki juga ternyata sudah saatnya dibayarkan pajaknya. Bahkan jatuh temponya lebih cepat yang roda empat ketimbang yang roda dua. Rasanya menyesal sekali, karena kemarin adik ipar sudah ke Samsat, tetapi tidak sekalian mengurus PKB mobil. huuffft....kesalahan ada padaku, mana ada denda lagi!!

Akhirnya hari Sabtu kemarin aku mempunyai waktu untuk mengurus masalah pajak ini. Bimbang, apakah akan mengurus sendiri atau meminta bantuan biro jasa untuk mengurusnya. Istriku tidak setuju jika menggunakan biro jasa, "sayang uangnya untuk membayar biro jasa", katanya, lebih baik dirinya yang akan mengurus, ia khawatir jika antrian panjang dan akan memakan waktu yang lama, sehingga waktuku bersama keluarga di hari Sabtu akan terpakai habis unutk mengurus PKB. Akan tetapi sudah kuputuskan tekad bahwa aku yang akan mengurusnya sendiri hari Sabtu ini. 

Setelah selesai memfoto kopi segala berkas-berkas yang akan digunakan untuk memperpanjang surat-surat kendaraan bermotor (KTP, STNK, BPKB), maka berangkatlah aku menuju gerai Samsat yang berada di dalam Tamini Square. Agak celingukan, karena baru pertama kali ini aku mengurus PKB sendiri, biasanya aku menggunakan biro jasa. Sudah kusiapkan mental mengantri, mental disuruh-suruh petugas yang arogan, mental berhadapan dengan sesama warga yang tidak sabaran yang juga sedang mengurus STNK di Samsat ini.

Akan tetapi begitu aku masuk gerai Samsat, hal lain yang kudapatkan. Petugas-petugasnya ramah, ketika aku bertanya pada warga yang kebetulan ada di sana pun, jawabannya mengenakkan hati, dan ternyata antriannya pun tidak seperti yang kutakutkan. Hanya dalam kurun waktu 25 menit segala urusan bisa selesai, Aku sudah memperbarui PKB ku, dan kegemberiaanku bertambah karena ternyata tidak ada denda atas keterlambatanku, padahal kalau baca-baca di internet, seharusnya keterlambatan 2 hari saja sudah dikenakan denda. Entahlah, mungkin ada kaitannya dengan Tax Amnesty, sehingga warga negara yang memiliki kendaraan yang sudah lama tidak dibayarkan pajaknya, mau untuk kemudian membayar pajak.

Ah.. sungguh, pengalaman pertama membayar sendiri pajak kendaraan yang menyenangkan.
Terimakasih Bapak Ibu petugas Samsat...  

Kamis, 09 Juni 2016

Hasrat Menulis

Menulis bagi sebagian orang merupakan hal yang mudah dilakukan, akan tetapi bagi sebagian lain menjadi hal yang amat sulit dilakukan. Padahal dengan menulis, seseorang dapat menumpahkan segala pemikirannya, dapat menyampaikan ide-idenya, bahkan dapat mempengaruhi orang lain dengan tulisannya, namun memang jika menulis tidak dibiasakan, maka apa yang akan disampaikan, belum tentu sesuai dengan keinginan si penulis.

Tulisan sesorang, baik isi maupun gayanya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain : tingkat pendidikan penulis, latar belakang sosial penulis, dan juga bacaan yang dibacanya selama ini. Saya akan mencotohkan untuk poin yang terakhir, jika seseorang yang hobi membaca koran, maka gaya penulisannya pun akan seperti halnya tulisan di media cetak, tentu gaya penulisan di media cetak tidak akan sesuai jika digunakan dalam penulisan yang sifatnya akademis, maka seorang penulis artikel di surat kabar harus berhati-hati jika akan menulis di segmen yang berbeda. Mengapa saya dapat berkata demikian? karena saya adalah orang yang hobi membaca koran, kebetulan juga beberapa tahun lalu saya menjadi mahasiswa pascasarjana di sebuah universitas, dalam artikel akademis saya, saya menuliskan kata "anjlok" yang sering sekali kita temukan di media cetak untuk membahas harga ataupun kereta api. Setelah dosen pembimbing saya menunjukkan bahwa kata tersebut harusnya ditulis "turun drastis" untuk membahas harga, atau kalau untuk pembahasan kereta api semestinya ditulis "keluar dari rel". 

Banyak sarana untuk berlatih menulis, jika ingin mengembangkan bakat menulis akademis, tersedia jurnal-jurnal akademis yang memang menanti kreatifitas akademis para akademisi, jika ingin menulis hal-hal terkait situasi terkini, ada media surat kabar dengan rubrik "Opini" maupun rubrik "Surat Pembaca", selain itu ada juga Blog seperti yang sedang anda baca ini, Jujur saja bagi diri saya, saya berlatih menulis di sini :) 

Selamat menulis.